Notifikasi
Tidak ada notifikasi baru.

Mengawal Peradaban: Sinergi Nilai Santri dan Kepastian Hukum di Era Indonesia Merdeka - HARI SANTRI NASIONAL 2025

Segenap keluarga besar Kantor Anita Rohmah, S.H., M.Kn., mengucapkan Selamat Hari Santri Nasional, 22 Oktober 2025.

Setiap tahun, tanggal 22 Oktober menjadi momen perenungan mendalam bagi bangsa Indonesia. Kita tidak hanya merayakan sebuah hari, tetapi kita mengenang sebuah warisan—warisan Resolusi Jihad yang menjadi bukti tak terbantahkan bahwa kaum santri adalah penjaga utama kemerdekaan dan kedaulatan negeri.

Tahun ini, tema yang diusung adalah "Mengawal Indonesia Merdeka Menuju Peradaban Dunia."

Ini bukan sekadar slogan, melainkan sebuah manifesto, sebuah penegasan tugas kolektif kita sebagai bangsa. Tema ini mengajak kita untuk bertanya: Apa yang kita kawal? Kemerdekaan seperti apa yang kita tuju? Dan peradaban dunia mana yang ingin kita sumbangkan?

Dari sudut pandang kami sebagai praktisi hukum dan pelayanan publik, tema ini memiliki resonansi yang sangat kuat.

Makna "Mengawal" di Era Modern

"Mengawal" adalah kata kerja aktif. Ia menyiratkan adanya penjagaan yang konsisten, perlindungan yang waspada, dan arahan yang jelas. Dulu, para santri mengawal kemerdekaan dengan bambu runcing dan pekik takbir. Kini, di era Indonesia Merdeka, jihad telah beralih bentuk.

Jihad kontemporer adalah jihad intelektual, jihad profesional, dan jihad moral. Inilah titik temu antara nilai-nilai kesantrian dan praktik profesionalisme.

Seorang santri dididik untuk memegang teguh dua hal: integritas (akhlak) dan ilmu (pengetahuan). Integritas adalah fondasi moral yang memastikan ilmu digunakan untuk kemaslahatan, bukan kerusakan. Tanpa integritas, kecerdasan bisa menjadi berbahaya. Tanpa ilmu, niat baik saja tidak akan cukup untuk membangun bangsa.

Integritas dan ilmu adalah dua nilai yang sama-sama dijunjung tinggi dalam profesi hukum dan kenotariatan.

Peradaban Dimulai dari Kepastian Hukum

Frasa "Menuju Peradaban Dunia" adalah sebuah visi besar. Sebuah peradaban (civilization) tidak dibangun di atas kekacauan, ketidakpastian, atau hukum rimba. Peradaban yang luhur—seperti yang dicita-citakan para pendiri bangsa—dibangun di atas pilar supremasi hukum (rule of law) dan kepastian hukum (legal certainty).

Di sinilah peran kami, sebagai bagian dari sistem hukum di Indonesia, menjadi relevan dalam "mengawal" visi tersebut.

Jika santri di pondok pesantren mengawal moral dan spiritualitas bangsa, maka kami di ruang profesional mengawal tatanan sipil dan legalitasnya. Keduanya adalah dua sisi mata uang yang tak terpisahkan untuk membangun peradaban.

Bagaimana kami "mengawal" kemerdekaan warga negara dalam skala sehari-hari?

Setiap akta otentik yang kami terbitkan—baik itu akta pendirian perusahaan, akta jual beli, atau akta wasiat—pada hakikatnya adalah sebuah instrumen peradaban. Ia adalah bukti fisik dari negara yang hadir untuk melindungi hak warganya.

  • Sebuah akta menjamin kemerdekaan seseorang atas hak miliknya.

  • Sebuah akta memberikan kepastian dalam transaksi bisnis, memungkinkan ekonomi bergerak.

  • Sebuah akta mencegah sengketa di kemudian hari, menciptakan ketertiban sosial.

Tanpa kepastian hukum yang diwujudkan dalam dokumen-dokumen legal, masyarakat akan kembali pada era sengketa tanpa akhir. Dan masyarakat yang terus bersengketa tidak akan pernah sampai pada "peradaban dunia" yang dicita-citakan.

Sinergi Moral Santri dan Integritas Profesional

Tema Hari Santri tahun ini adalah pengingat bagi setiap profesi. Untuk "Mengawal Indonesia Merdeka Menuju Peradaban Dunia," kita membutuhkan sinergi.

Kita membutuhkan karakter santri—yang jujur, amanah, dan memiliki ghirah (semangat) pengabdian—untuk mengisi setiap pos profesional di negeri ini. Dunia hukum dan birokrasi tidak hanya butuh orang pintar, tapi lebih dari itu, butuh orang yang lurus dan berintegritas.

Di Kantor Anita Rohmah, S.H., M.Kn., kami berikhtiar untuk menanamkan nilai-nilai tersebut dalam setiap pelayanan. Bagi kami, sumpah jabatan yang kami emban adalah cerminan dari nilai kesantrian: menjaga amanah, berlaku adil, dan bekerja dengan ilmu.

Kami percaya, "mengawal peradaban" dimulai dari hal-hal yang kami kerjakan dengan penuh integritas setiap hari.

Selamat Hari Santri Nasional 2025.

Perjuangan mengawal Indonesia belum selesai. Ia adalah tugas lintas generasi dan lintas profesi.

Semoga dari bilik-bilik pesantren terus lahir para penjaga moral bangsa, dan dari ruang-ruang profesional terus lahir para penegak tatanan hukum yang adil. Dengan sinergi antara moralitas dan legalitas, kita pasti mampu mengawal Indonesia Merdeka ini menjadi bangsa yang besar, beradab, dan dihormati dunia.

Jayalah Santri! Jayalah Indonesia!

Hormat kami,

(Manajemen Kantor Anita Rohmah, S.H., M.Kn.)




 

artikel Berita
Anita Rohmah,S.H.,M.Kn.,C.Med
Anita Rohmah,S.H.,M.Kn.,C.Med
Saya adalah seorang ibu dari anak- anak saya yang cantik dan tampan, saya menyukai dunia hukum,teknologi, & juga menyukai kegiatan sosial.
Gabung dalam percakapan
Posting Komentar